Langsung ke konten utama

Postingan

Indri Septiani

Selamat Hari Pahlawan : Tentang Mereka yang Tak Pernah Pulang dengan Sia-sia

Setiap tanggal 10 November, negeri ini kembali menunduk sejenak. Bukan karena lelah, tapi karena rindu. Rindu pada suara-suara yang dulu berani melawan ketakutan, pada langkah-langkah yang menapaki tanah ini tanpa tahu apakah masih bisa pulang. Kita menyebut mereka pahlawan, meski sejatinya mereka hanyalah manusia biasa yang memilih untuk tidak biasa. Mereka takut ? tentu saja. Mereka rindu rumah, ingin hidup panjang, ingin tertawa seperti kita. Namun ada sesuatu yang lebih besar dari diri mereka: cinta pada tanah air, yang membuat mereka rela kehilangan segalanya. Di balik kisah besar tentang peperangan dan kemenangan, selalu ada cerita kecil yang sering luput dari sorotan: tentang seorang ibu yang menunggu dalam cemas, tentang anak yang kehilangan sosok ayah sebelum sempat mengingat wajahnya, tentang tanah air yang tumbuh dari air mata dan doa yang panjang. Hari ini, ketika kita bangun di pagi yang tenang, udara yang kita hirup adalah hasil dari perjuangan yang tak terlihat. Tidak ad...
Postingan terbaru

Ketika Masjid Kehilangan Maknanya

Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh kisah tragis, seorang pemuda dipukuli hingga meninggal dunia di dalam masjid, tempat yang seharusnya menjadi rumah bagi siapa pun yang mencari ketenangan. Ia hanya ingin menumpang tidur, tapi justru kehilangan nyawanya di rumah Allah. Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal. Ia menampar nurani kita sebagai umat. Sebab, kalau kita menengok ke masa Rasulullah ﷺ , masjid bukan hanya tempat sujud tapi rumah bersama bagi siapa pun yang datang dengan hati lelah. Masjid di Zaman Nabi ﷺ : Rumah Bersama, Bukan Sekadar Tempat Salat. Di masa Rasulullah ﷺ , masjid adalah pusat kehidupan umat: tempat ibadah, tempat belajar, tempat bermusyawarah, tempat menerima tamu, hingga tempat berlindung bagi mereka yang tak punya rumah. Salah satu contohnya adalah Ashabus Suffah sekelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi Masjid Nabawi. Mereka tidur, makan, dan belajar di sana, tanpa pernah diusir. Rasulullah ﷺ bukan hanya membiarkan mereka tingg...

Big Why Ngeblog

Alasan terbesar saya untuk ngeblog adalah untuk menjaga konsisten dalam menulis. Selain alasan konsisten, alasan lainnya adalah supaya tulisan-tulisan yang saya tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Dengan bergabung di berbagai komunitas menulis, harapannya tulisan-tulisan yang saya tulis, seiring dengan berjalannya waktu dapat lebih baik dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.  Saya suka menulis sejak saya duduk di kelas enam sd, waktu itu tulisan-tulisannya masih tidak jelas, terkadang menulis pantun, cerita bahkan menulis sesuatu yang tidak jelas dan tidak ada endingnya, sampai sekarang pun buku-buku tersebut masih ada, dan jika dibacanya rasanya diri ini selalu ingin tertawa hehe. Mungkin tulisan-tulisan dulu yang layak dibaca hanyalah sebuah pantun, bukan karya tulis yang lain. Dulu, ketika aku ingin menulis, seringkali tulisanku tidak pernah terarah, aku menulis dengan apa yang selalu aku inginkan disaat itu, hingga ending dan alur ceritanya tidak jelas. Bulan desember ...

Tantangan Odopers OBS

Tema: Mengapa saya layak diterima sebagai peserta oprec obs Menulis menjadi hobiku sejak aku duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya pada tahun 2015. Awalnya aku tidak mengetahui dan tidak menyadari, bahwa menulis ini adalah hobi yang paling aku gemari. Awal mulanya aku hanya menulis tulisan tidak jelas di lembaran-lembaran buku. Sering sharing di internet untuk mencari contoh-contoh cerita lalu kemudian aku tiru tulisan mereka dengan gaya bahasa yang sedikit berbeda. Syukurlah karena mulai dari SD aku sudah diperbolehkan memakain handphone oleh orang tua, meski pada tahun itu handphone masih tidak secanggih seperti dizaman sekarang, hanya berupa hp tulalit yang bisa mengakses google dan facebook saja. Tapi tidaklah bermasalah, yang penting aku bisa mambaca cerita dan mencari iformasi-informasi lainnya.  Katanya cinta itu hadir tanpa alasan apapun. Itulah jawaban yang aku berikan kepada mereka ketika bertanya “mengapa suka menulis?”. Aku tidak tau mengapa aku menyukai hal itu, rasa...

Cita-Cita Vs Insecure

Tantangan membuat cerpen: Mengejar Mimpi Yang Belum Tercapai Raya Akina, memiliki nama panggilan Raya. Seorang anak tunggal yang nekat merayu kedua orang tuanya hanya agar supaya diizinkan untuk menempuh pendidikan di pesantren.  Sebenarnya Raya bukanlah anak tunggal seutuhnya, hanya saja kakak Raya pergi lebih dulu sebelum kelahiran Raya, dan seorang adik Raya juga pergi meninggalkan untuk selama-lamanya. Hanya Raya-lah yang ditakdirkan hidup hingga saat ini, maka dari itu Raya sangat disayang dan sangat dimanja oleh kedua orang tuanya, maka dari itu Raya lebih memilih belajar di pondok pesantren agar supaya ia bisa belajar mandiri tanpa selalu bergantungan dengan orang tua. Raya adalah seorang santri di sebuah pondok pesantren yang ada di daerah Jember. Ia juga merupakan seorang mahasiswa yang saat ini sedang berkuliah di universitas swasta di Kabupaten Jember. Di suatu hari ketika ia ditanya oleh salah satu dosen di kampusnya. “Ray, cita-cita kamu apa?”. Tanya dosen tersebut. ...

Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender hijriah, memiliki makna dan keutamaan yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini dipandang sebagai salah satu bulan mulia dan diberkahi oleh Allah swt. Keutamaan Bulan Muharram tidak hanya terletak pada nilai historisnya, tetapi juga dalam amalan dan ibadah yang dianjurkan dalam bulan ini. Muharram adalah bulan yang penuh dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Salah satu peristiwa yang sangat berarti adalah hijrahnya Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah. Muharram adalah salah satu dari empat bulan terhormat (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) yang disebutkan Al-Qur’an. Pada bulan terhormat termasuk Muharram, masyarakat Arab dilarang berbuat zalim dan menumpahkan darah. Dilansir dari NU Online, Empat bulan terhormat itu (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) disebutkan dalam Surat At-Taubah berikut ini: إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْم...

Kisah Abu Hurairah dan Anjuran Sedekah

Sedekah lebih ampuh digunakan sebagai ikhtiar tolak balak daripada hanya sekedar doa. Dalam hal ini, Abu Hurairah ra, sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Rasulullah saw pun mantap memilih sedekah untuk ikhtiar tolak balak daripada hanya dengan doa. Tapi bukan berarti melupakan untuk tidak berdoa, doa juga perlu namun sebaiknya ditambah dengan sedekah agar tolak balak tersebut bisa lebih dihindari. Suatu ketika, ada orang menghadap Abu Hurairah ra mengadukan keresahannya, karena hatinya terus-menerus gundah gulana merisaukan keselamatan anaknya yang sedang bepergian. Orang itu pun berkeluh kesah kepada Abu Hurairah ra. “Mohoh Anda berkenan untuk mendoakan anakku. Sebab, sungguh hatiku sangat mengkhawatirkan keselamatan jiwanya”, kata orang itu penuh kekhawatiran. Mendapati permohonan doa seperti itu, Abu Hurairah ra sebagai pribadi yang sangat tekun beribadah, selalu shalat malam serta memohon ampunan dan bertobat kepada Allah hingga 12.000 kali tiap hari justru ti...