Langsung ke konten utama

Kisah Abu Hurairah dan Anjuran Sedekah

Sedekah lebih ampuh digunakan sebagai ikhtiar tolak balak daripada hanya sekedar doa. Dalam hal ini, Abu Hurairah ra, sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Rasulullah saw pun mantap memilih sedekah untuk ikhtiar tolak balak daripada hanya dengan doa. Tapi bukan berarti melupakan untuk tidak berdoa, doa juga perlu namun sebaiknya ditambah dengan sedekah agar tolak balak tersebut bisa lebih dihindari.

Suatu ketika, ada orang menghadap Abu Hurairah ra mengadukan keresahannya, karena hatinya terus-menerus gundah gulana merisaukan keselamatan anaknya yang sedang bepergian. Orang itu pun berkeluh kesah kepada Abu Hurairah ra. “Mohoh Anda berkenan untuk mendoakan anakku. Sebab, sungguh hatiku sangat mengkhawatirkan keselamatan jiwanya”, kata orang itu penuh kekhawatiran.

Mendapati permohonan doa seperti itu, Abu Hurairah ra sebagai pribadi yang sangat tekun beribadah, selalu shalat malam serta memohon ampunan dan bertobat kepada Allah hingga 12.000 kali tiap hari justru tidak segera memenuhinya. Bahkan menawarkan solusi lain, yaitu sedekah yang lebih ampuh dari sekadar doanya. “Apakah Anda mau aku tunjukkan solusi yang lebih ampuh, lebih manjur, dan lebih cepat dikabulkan (oleh Allah) daripada sekedar doaku?” tanya Abu Hurairah ra.

Orang itu pun kemudian mengiyakannya. Kemudian, Abu Hurairah ra menyarankannya agar bersedekah dengan niat untuk keselamatan anaknya. Seusai menghadap Abu Hurairah ra dan mendapatkan saran agar bersedekah untuk keselamatan anak, orang itu kemudian segera melaksanakannya. Ia bersedekah satu dirham ( ukuran ini hanyalah untuk perkiraan), satu dirham Uni Emirat Arab sama dengan Rp3.880 kepada seseorang yang kebetulan meminta-minta kepadanya, seraya berdoa: “Ya Allah, sedekah ini adalah tebusan untuk keselamatan anakku dan apa saja yang bersamanya.”


- Bukti Keampuhan Sedekah untuk Tolak Balak

Beberapa waktu kemudian setelah anaknya tiba di rumah, tanpa mampu lagi menahan rasa penasaran, orang itu langsung menanyakan kabar perjalanan anaknya. Apa saja yang dialaminya dalam perjalanan itu mengingat dirinya yang di rumah selalu was-was mengkhawatirkan keselamatannya. Singkat cerita, Si Anak kemudian mengisahkan, ia telah mengalami peristiwa luar biasa.

 Hampir saja ia mati tenggelam di tengah lautan bersama kapal yang ditumpanginya. Namun, di tengah kepanikan akan tenggelam ia mendengar suara yang sangat jelas di telinganya berkata: “Perhatikanlah, sungguh tebusan Zaid (anak itu) diterima dan ia akan mendapat pertolongan”, kisahnya penuh kekaguman.

Saat itu, datanglah beberapa sosok laki-laki berpakaian serba putih yang kemudian membawa kapal yang ditumpanginya ke daratan terdekat, sehingga selamatlah Si Anak, seluruh orang yang bersamanya dan barang yang mereka bawa. Setelah istirahat secukupnya, mereka melanjutkan pelayaran hingga kembali ke rumah masing-masing dengan selamat. Subhânallah. (Muhammad bin Abdullah al-Jurdani, al-Jawâhir al-Lu’lû-iyyah fi Syarhil al-Arba’înin Nawawiyyah, [Mansoura, Maktabatul Îman, cetakan pertama, tahqiq: Abdullah al-Munsyawi]), halaman 97).


- Sedekah Lebih Efektif daripada Sekadar Doa

 Demikianlah, sedekah ternyata lebih efektif digunakan sebagai ikhtiar tolak balak atau keselamatan jiwa. Bahkan, Abu Hurairah ra meskipun merupakan sosok yang berilmu luas, yang paling banyak meriwayatkan hadits, dan yang sangat tekun beribadah, lebih memilih sedekah untuk tolak balak daripada sekadar berdoa. Namun begitu, tentu sedekah yang dilakukan semestinya dengan menggunakan harta yang halal, bukan syubhat apalagi haram, sebagaimana riwayat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Innallâha thayyibun lâ yaqbalu illâ thayyiban”, sungguh Allah adalah Dzat yang Mahasuci dari segala kekurangan dan hanya menerima hal-hal yang baik (HR Muslim).


- Anjuran Sedekah

Sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Banyak dalil juga yang menerangkan tentang sedekah.

Di antaranya adalah firman Allah surat Al-Baqarah ayat 195:
 وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Syekh Zainuddin al-Malibari dalam Fathul Mu‘in menganjurkan agar sedekah setiap saat, walaupun sedikit. Ia mengatakan:

 وينبغي للراغب في الخير أن لا يخلي كل يوم من الأيام من الصدقة بما تيسر وإن قل وإعطاؤها سرا أفضل منه جهرا

Artinya: Orang yang ingin berbuat baik seharusnya tidak melewatkan kesempatan bersedekah setiap hari semampunya, meskipun sedikit. Bersedekah dengan diam-diam lebih baik daripada memperlihatkannya.

Orang yang bersedekah dianjurkan memberikan sedekahnya dalam keadaan diam-diam. Maksudnya tidak perlu mengumumkan ke orang lain kalau kita sudah bersedekah. Karena itu nanti bisa menghapus pahala sedekah kita, bila di dalam hati ada unsur riya’.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah mengatakan bahwa ada tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan di hari akhirat kelak.

Salah satunya:
 وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْننُهُ

Artinya: Orang yang sedekah dan menyembunyikannya sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang sudah disedekahkan tangan kanannya. (HR Bukhari dan Muslim)
Sedekah sangat dianjurkan. Tapi jangan sampai sedekah yang kita keluarkan tidak mendapatkan pahala lantaran pamer dan dilihat orang lain.

- Dilansir dari sumber NU Online 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Masjid Kehilangan Maknanya

Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh kisah tragis, seorang pemuda dipukuli hingga meninggal dunia di dalam masjid, tempat yang seharusnya menjadi rumah bagi siapa pun yang mencari ketenangan. Ia hanya ingin menumpang tidur, tapi justru kehilangan nyawanya di rumah Allah. Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal. Ia menampar nurani kita sebagai umat. Sebab, kalau kita menengok ke masa Rasulullah ﷺ , masjid bukan hanya tempat sujud tapi rumah bersama bagi siapa pun yang datang dengan hati lelah. Masjid di Zaman Nabi ﷺ : Rumah Bersama, Bukan Sekadar Tempat Salat. Di masa Rasulullah ﷺ , masjid adalah pusat kehidupan umat: tempat ibadah, tempat belajar, tempat bermusyawarah, tempat menerima tamu, hingga tempat berlindung bagi mereka yang tak punya rumah. Salah satu contohnya adalah Ashabus Suffah sekelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi Masjid Nabawi. Mereka tidur, makan, dan belajar di sana, tanpa pernah diusir. Rasulullah ﷺ bukan hanya membiarkan mereka tingg...

Big Why Ngeblog

Alasan terbesar saya untuk ngeblog adalah untuk menjaga konsisten dalam menulis. Selain alasan konsisten, alasan lainnya adalah supaya tulisan-tulisan yang saya tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Dengan bergabung di berbagai komunitas menulis, harapannya tulisan-tulisan yang saya tulis, seiring dengan berjalannya waktu dapat lebih baik dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.  Saya suka menulis sejak saya duduk di kelas enam sd, waktu itu tulisan-tulisannya masih tidak jelas, terkadang menulis pantun, cerita bahkan menulis sesuatu yang tidak jelas dan tidak ada endingnya, sampai sekarang pun buku-buku tersebut masih ada, dan jika dibacanya rasanya diri ini selalu ingin tertawa hehe. Mungkin tulisan-tulisan dulu yang layak dibaca hanyalah sebuah pantun, bukan karya tulis yang lain. Dulu, ketika aku ingin menulis, seringkali tulisanku tidak pernah terarah, aku menulis dengan apa yang selalu aku inginkan disaat itu, hingga ending dan alur ceritanya tidak jelas. Bulan desember ...

Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah

- Mengenal Tentang Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah  Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah. Terdiri dari dua lembaga yaitu Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah dan Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah merupakan pondok salaf, sedangkan Ma'had An-Najaa Islamic Boarding School merupakan pondok modern yang didirikan guna mengikuti perkembangan zaman. Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School tentunya berbeda dengan Boarding School pada umumnya, karena Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School ini dinaungi oleh Yayasan Pondok Pesantren, sedangkan Boarding School pada umumnya merupakan sekolah asrama, bukan sebuah lembaga yang dinaungi oleh pondok pesantren. Dari artinya saja bisa dapat disimpulkan bahwa Islamic Boarding School dan Boarding School itu berbeda. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah, berdiri pada tahun 1991 dan didirikan oleh Alm. KH. Ach. Imam Baidlowi Abdul Yusa’. Pada awal mulanya pesantren ini berdiri, para santri desa hanya me...