Langsung ke konten utama

Cita-Cita Vs Insecure


Tantangan membuat cerpen: Mengejar Mimpi Yang Belum Tercapai

Raya Akina, memiliki nama panggilan Raya. Seorang anak tunggal yang nekat merayu kedua orang tuanya hanya agar supaya diizinkan untuk menempuh pendidikan di pesantren.

 Sebenarnya Raya bukanlah anak tunggal seutuhnya, hanya saja kakak Raya pergi lebih dulu sebelum kelahiran Raya, dan seorang adik Raya juga pergi meninggalkan untuk selama-lamanya. Hanya Raya-lah yang ditakdirkan hidup hingga saat ini, maka dari itu Raya sangat disayang dan sangat dimanja oleh kedua orang tuanya, maka dari itu Raya lebih memilih belajar di pondok pesantren agar supaya ia bisa belajar mandiri tanpa selalu bergantungan dengan orang tua.

Raya adalah seorang santri di sebuah pondok pesantren yang ada di daerah Jember. Ia juga merupakan seorang mahasiswa yang saat ini sedang berkuliah di universitas swasta di Kabupaten Jember.

Di suatu hari ketika ia ditanya oleh salah satu dosen di kampusnya.

“Ray, cita-cita kamu apa?”. Tanya dosen tersebut.
“Saya ingin selalu menjadi seseorang yang bisa bermanfaat bagi orang lain pak”. Jawab Raya, lalu dosen itu kembali bertanya.
“Untuk bisa mewujudkannya kamu harus bagaimana?”.
“Ya saya harus belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa mewujudkan impian tersebut”. Jawab Raya.

Lalu dosen itu memberikan acungan jempol kepada Raya.
Khoirunnas Anfauhum Linnas, yaitu menjadi seseorang yang bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Itulah yang Raya inginkan sedari kecil. Lantas ketika ditanya bagaimana cara mencapainya, maka jawaban Raya dari dulu hingga saat ini tetaplah sama, yakni belajar. Karena dengan belajar, seorang manusia akan mempunyai ilmu, dan jika ia mempunyai ilmu, ia akan bisa memberi kemanfaatan kepada yang lain.

Namun, disamping berusaha untuk menjadi seseorang yang bisa memberi kemanfaatan bagi orang lain, sejauh ini ada impian terpendam yang belum bisa Raya capai hingga saat ini. Sempat Raya beberapa kali berusaha untuk menekuni impian tersebut, namun untuk saat ini masih terkendala banyak hal. Impian itu adalah menjadi seseorang yang sukses dibidang literasi. Entah mengapa Raya sangat menginginkan hal itu. Raya ingin menulis buku, menulis novel, antologi puisi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan literasi dengan milik nama pribadi. Dan yang paling Raya inginkan adalah ingin menulis novel sendiri.

Raya suka membaca cerita-cerita di wattpad, maka dari itu Raya ingin membuat cerita sendiri. Selain itu Raya juga suka menulis, hanya saja menulisnya belum bisa ia progres agar menjadi buku. Untuk saat ini ia masih fokus terhadap mondok dan kuliah, Raya masih ingin belajar lebih dalam agar supaya ketika nanti ia terjun ke Dunia Literasi ia bisa fokus dengan mengandalkan ilmu-ilmu yang ia miliki.

Sebenarnya sudah banyak tulisan-tulisan Raya yang ia tulis di buku pribadinya, namun tulisannya berupa tulisan random. Bagi Raya ia menulis secara random agar ia bisa latihan dan bisa terlatih dalam hal literasi. Raya ingin namun ia masih tidak percaya diri dengan tulisan-tulisannya. Ia masih sangat tidak percaya diri untuk mempublish tulisannya.

Di suatu hari disaat Raya sedang bercerita dengan sahabatnya.

“Ndah, menurut lo hasil tulisan-tulisan gua enaknya diapain ya?, gua masih ga pede aja kalau semisal tulisan-tulisan itu dipublish.” Ucap Raya mengawali pembicaraan".

“Ya harus pede ray, gimana mau bermanfaat buat orang lain, kalau penulisnya sendiri aja ga pede.” Jawab Indah, sahabat Raya.

“Tapi ndah…”.

“Gua baca dulu deh, gimana?, masa sama sahabat sendiri malu.”

“Malu juga sih, hehe”.

“Ini nih yang gua ga suka dari lo, pemalunya tingkat dewa. Bagus sih sebenarnya menjadi seorang pemalu, tapi malu itu juga pada harus pada tempatnya ray…”

“Sssst… udah-udah, jangan panjang-panjang ceramahnya”.

“Gimana ga mau panjang, kamu sih gemesin. Ucapan aku benar tapi kan. Kalau kamu mau tulisan-tulisan kamu bermanfaat buat orang lain. Kuncinya kamu harus pede.

 Katanya pengen jadi seseorang yang khoirunnas anfauhum linnas. Kalau sama sahabat sendiri aja malu, bagaimana mau memberi kemanfaatan kepada orang banyak”. Ceramah Indah terhadap sahabatnya.

“Iya, iya. Sahabat gua Tasya Indana yang paling cantik sedunia wkwk. Udah ceramahnya?”. Ucap Raya dengan nada bercanda.

“Kamu sih, terlalu menggemaskan. Untung kesabaran gua tingkat dewa, kalau gua bukan tipe ga sabar, mungkin gua ga akan betah bersahabat sama lo wkwk”. Jawab Indah membalas candaan Raya.

“Idih, kayak punya sahabat selain gua tuh. Emang kalau ga sama gua mau sama siapa wkwk.”
“Ya ga tau haha.”

Itulah kelemahan Raya. Pemalu, sangat pemalu dan tidak bisa menempatkan rasa malu itu pada tempatnya. Sedangkan Indah memiliki sifat yang sebaliknya, bukannya tidak memiliki rasa malu, melainkan Indah merupakan seseorang yang memiliki rasa percaya diri dalam hal apapun. Berungtunglah Raya memiliki sahabat seperti Indah, yang bisa melengkapi kelemahan yang dimiliki olehnya.

“Coba semua tulisan-tulisan lo jadikan satu, terus kasihkan ke gua.” Ucap Indah seketika itu.

“Harus sekarang banget ndah?.”

“Ya iyalah, lo mau saran dari gua ga?, mau tulisan lo bermanfaat bagi gua ga?, mau semua tulisan-tulisan lo bisa terbit menjadi buku ga?, dan yang terpenting mau tulisan-tulisan itu bisa bermanfaat bagi orang banyak ga? Sst…”
Belum selesai Indah berbicara akan tetapi Raya memotong pembicaraannya.

“Udah, ngomongnya jangan terlalu panjang. Iya, iya. Nanti gua jadikan satu semua tulisan-tulisan itu, udah kan”.
“Sekarang…!’’. Jawab Indah menegaskan.

“Harus sekarang banget ndah?, ih, nanti aja deh, gua lagi mager nih wkwk”.

“Entar ditunda-tunda ujungnya malah lupa, udah tau sahabat gua pelupa”. Ucap Indah dengan sedikit menyindir Raya hehe.

“Iya, iya. Gini nih punya sahabat bawel bener. Untung stoknya cuma satu, ga banyak wkwk”.

“Rayaaaaaaaaaaaaaaaa!”.

Lalu seketika Raya berlari dari tempat itu, sambil berkata.
“Iya, iya. Gua ambil nih semua tulisan-tulisannya, yang sabar dong jadi orang wkwk”.

Insecure, salah satu hal yang membuat Raya sulit untuk meraih segala keinginan-keinginan tersebut. Padahal sebenarnya dengan belajar percaya diri maka segala keinginan dan segala sesuatu yang ia impikan akan bisa ia gapai. Raya masih ingin lebih banyak belajar lagi agar segala sesuatu yang ia tulis hasilnya lebih maximal dan bisa lebih bermanfaat bagi orang banyak. Raya masih ingin banyak belajar tentang materi yang berkaitan dengan kepenulisan, agar supaya ketika ia menyampaikan segala sesuatu melalui tulisan, nilainya bagus dan sesuai dengan kaidah keilmuan dalam literasi.

Semoga saja, rasa insecure dalam diri Raya perlahan menghilang, agar supaya sedikit demi sedikit keinginan yang ia harapkan bisa cepat tercapai. Raya bukan hanya malu, tapi ia belum siap untuk menerima komentar buruk tentang impiannya itu, dan saat ini Raya sedang berlatih agar bisa menerima itu. Semoga Indah berhasil menguatkan Raya.

Selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Masjid Kehilangan Maknanya

Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh kisah tragis, seorang pemuda dipukuli hingga meninggal dunia di dalam masjid, tempat yang seharusnya menjadi rumah bagi siapa pun yang mencari ketenangan. Ia hanya ingin menumpang tidur, tapi justru kehilangan nyawanya di rumah Allah. Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal. Ia menampar nurani kita sebagai umat. Sebab, kalau kita menengok ke masa Rasulullah ﷺ , masjid bukan hanya tempat sujud tapi rumah bersama bagi siapa pun yang datang dengan hati lelah. Masjid di Zaman Nabi ﷺ : Rumah Bersama, Bukan Sekadar Tempat Salat. Di masa Rasulullah ﷺ , masjid adalah pusat kehidupan umat: tempat ibadah, tempat belajar, tempat bermusyawarah, tempat menerima tamu, hingga tempat berlindung bagi mereka yang tak punya rumah. Salah satu contohnya adalah Ashabus Suffah sekelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi Masjid Nabawi. Mereka tidur, makan, dan belajar di sana, tanpa pernah diusir. Rasulullah ﷺ bukan hanya membiarkan mereka tingg...

Big Why Ngeblog

Alasan terbesar saya untuk ngeblog adalah untuk menjaga konsisten dalam menulis. Selain alasan konsisten, alasan lainnya adalah supaya tulisan-tulisan yang saya tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Dengan bergabung di berbagai komunitas menulis, harapannya tulisan-tulisan yang saya tulis, seiring dengan berjalannya waktu dapat lebih baik dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.  Saya suka menulis sejak saya duduk di kelas enam sd, waktu itu tulisan-tulisannya masih tidak jelas, terkadang menulis pantun, cerita bahkan menulis sesuatu yang tidak jelas dan tidak ada endingnya, sampai sekarang pun buku-buku tersebut masih ada, dan jika dibacanya rasanya diri ini selalu ingin tertawa hehe. Mungkin tulisan-tulisan dulu yang layak dibaca hanyalah sebuah pantun, bukan karya tulis yang lain. Dulu, ketika aku ingin menulis, seringkali tulisanku tidak pernah terarah, aku menulis dengan apa yang selalu aku inginkan disaat itu, hingga ending dan alur ceritanya tidak jelas. Bulan desember ...

Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah

- Mengenal Tentang Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah  Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah. Terdiri dari dua lembaga yaitu Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah dan Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah merupakan pondok salaf, sedangkan Ma'had An-Najaa Islamic Boarding School merupakan pondok modern yang didirikan guna mengikuti perkembangan zaman. Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School tentunya berbeda dengan Boarding School pada umumnya, karena Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School ini dinaungi oleh Yayasan Pondok Pesantren, sedangkan Boarding School pada umumnya merupakan sekolah asrama, bukan sebuah lembaga yang dinaungi oleh pondok pesantren. Dari artinya saja bisa dapat disimpulkan bahwa Islamic Boarding School dan Boarding School itu berbeda. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah, berdiri pada tahun 1991 dan didirikan oleh Alm. KH. Ach. Imam Baidlowi Abdul Yusa’. Pada awal mulanya pesantren ini berdiri, para santri desa hanya me...