Ilmu merupakan kata yang tidak asing di telinga para pelajar. Ilmu sendiri berasal dari bahasa arab al-‘ilmu yang berarti adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia. Ilmu mempunyai banyak cabang, seperti ilmu alam, ilmu sosial, ilmu terapan, ilmu agama, dan lain sebagainya. Salah satu cara memperoleh ilmu yaitu dengan belajar.
- Hadits-hadits Tentang Menuntut Ilmu
Nabi saw, bersabda :
اطلبوا العلم ولو بالصين
Artinya : “Tuntutlah ilmu, walau ke negeri China” (Diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, No. 1612).
اطلب العلم من المهد إلى اللحد
Artinya : “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”
Dari dua hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar tidak mengenal batasan tempat dan umur. Sejauh apapun tempat dan umur, kita tetap diwajibkan untuk belajar.
البخارى قال:قال رسول الله صلّ الله عليه وسلّم: مَن يُرِد اللهُ بِهِ خَيرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّينِ واِنَّمَا العِلمُ بِالتَّعَلُّمِ
Artinya: “Imam Bukhari berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang Allah kehendaki terhadapnya kebaikan, maka Allah akan memahamkannya di dalam agama, dan bahwasannya ilmu itu diperoleh hanya dengan belajar.”
لَا فَقْرَ أَشَدُّ مِنَ الجَهْلِ
Artinya, “Tidak ada kefakiran yang lebih (parah) dari kebodohan,” (HR Abu Bakar bin Kamil pada Mu’jamnya, Ibnun Najjar, Ibnu Hibban, dan Al-Qudha’i).
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ
Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).
Dalam agama Islam mencari atau menuntut ilmu hukumnya wajib, tanpa terkecuali baik kecil maupun besar, muda maupun tua, kaya maupun miskin. Wahyu pertama yang diturunkan merupakan perintah membaca (iqra) yang berarti bacalah!. Membaca merupakan jembatan pertama untuk mendapatkan ilmu, baik sedikit apalagi banyak. Sebagian besar ulama menafsirkannya kalimat iqra’ sebagai tuntutan atau seruan kepada kita dalam menuntut ilmu.
Ilmu merupakan warisan para nabi yang tentunya sangat penting untuk digali dan dikembangkan dalam rangkat kemanfaat diri dan umat sehingga lebih maju dan lebih dekat denga Sang Pencipta Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Ilmu tidak akan membuat lelah pemiliknya, selalu menjaganya, karena tempat ilmu adalah di dalam hati, sehingga hal itu tidak membutuhkan lemari khusus ataupun kunci spesial untuk menjaganya.
- Keutamaan Ilmu
1. Ilmu adalah warisan para nabi
Rasulullah saw bersabda: “Dan sesungguhnya para Nabi tidak pernah mewariskan uang emas dan tidak pula uang perak, akan tetapi mereka telah mewariskan ilmu (ilmu syar’i) barang siapa yang mengambil warisan tersebut maka sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Ahmad).
2. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu itu lebih tinggi dari uang, emas, dan perak. Dan ilmu itu abadi sedangkan harta itu fana. Ilmu tidak akan membuat lelah pemiliknya dalam menjaganya, karena tempat ilmu adalah di dalam hati. Sehingga hal itu tidak membutuhkan tempat khusus ataupun kunci khusus untuk menjaganya tetapi harta sebaliknya, harta akan membuat lelah pemiliknya dalam menjaganya, karena harta memerlukan tempat khusus untuk menjaganya, belum lagi jika harta itu hilang, kita akan lebih lelah memikirkan harta kita.
3. Ilmu akan memberikan manfaat meski telah meninggal
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali melalui tiga jalur: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang senantiasa mendoakannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Siapa yang tidak ingin terus mendapatkan pahala meski telah meninggal. Hal ini akan didapati bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebab, ilmu tersebut bukan hanya bermanfaat untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain.
Betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan dan masa depan kita bahkan manfaatnya pun masih bis dinikmati setelah kita tiada. Luar biasa ...
BalasHapusHadits pertama tentang menuntut ilmu ke negeri China itu katanya sih dhaif, tapi kalimat selanjutnya yang bikin hadits ini jadi shahih.
BalasHapusSangat bermanfaat sekali kak jadi menambah wawasan. Semangat ya 🌼✨
BalasHapusreminder akan terus menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahat, ga boleh berhenti
BalasHapus