Langsung ke konten utama

Pesantren Salaf dan Pesantren Modern


Pesantren salaf merupakan bentuk asli dari Lembaga Pesantren. Kata “salaf” merupakan bahasa arab yang berarti terdahulu, klasik, kuno atau tradisional. Jadi Pesantren Salafiyah adalah pondok pesantren yang mengkaji “kitab-kitab kuning” (kitab kuno) dengan seorang Kyai sebagai pengajarnya dan terjun langsung untuk berhadapan dengan para santri.

Pesantren Salaf atau Pesantren Salafiyah adalah sebutan bagi pondok pesantren yang mengkaji kitab-kitab kuning (kitab kuno). Pesantren salaf identik dengan pesantren tradisional (klasik) yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya.

Pada dasarnya, pesantren salaf merupakan bentuk asli dari lembaga pesantren itu sendiri. Sejak munculnya pesantren, format pendidikan pesantren adalah bersistem salaf. Kata salaf dibelakang kata ‘pesantren’ merupakan bahasa Arab yang berarti terdahulu, klasik, kuno, tradisional, atau bisa juga diartikan bahwa pesantren tersebut selalu menjunjung dan mengamalkan ajaran orang-orang salaf melalui kitab-kitab kuning.

- Metode belajar Pesantren Salaf
Metode belajar mengajar di pesantren salaf terbagi menjadi dua yaitu metode sorogan-wetonan/ sorogan-bandongan dan metode klasikal. Metode sorogan (talaqqi) adalah sistem belajar mengajar di mana santri membaca kitab yang dikaji di depan ustadz atau kyai. Sedangkan sistem wetonan/ bandongan (halaqah) adalah kyai membaca kitab yang dikaji sedang santri menyimak, mendengarkan dan memberi ma’na (terjemah lafadz-perlafadz beserta posisi lafadz dari segi i’rab) pada kitab tersebut.

Metode sorogan dan wetonan/ bandongan merupakan metode klasik dan paling tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesantren didirikan dan masih tetap eksis dan dipakai sampai saat ini. Adapun metode klasikal adalah metode sistem kelas yang tidak berbeda dengan sistem modern. Hanya saja bidang studi yang diajarkan mayoritas adalah keilmuan agama.

- Ciri Khas Kultural Pesantren Salaf
Melestarikan pemakaian aksara Jawi/ Pegon/ Pego dalam pengajian kitab kuning. Dalam pengajaran kitab kuning memakai sistem ma’na gundul dan ma’na terjemahan bebas sekaligus (murod). Sangat menganjurkan para santri putra untuk memakai sarung dan peci dalam kegiatan sehari-hari.

Pesantren salaf diantaranya mengajarkan dan mengamalkan;
1. Madzhab fikih Syafi’i,
2. Aqidah metodologi Asy’ariyah dan Maturidiyah,
3. tasawuf metodologi Al-Ghazali, Junaid Al Baghdadi dan imam sufi lainnya,
3. Memiliki rutinitas pembacaan tahlil, istighatsah, manaqib (biografi) para ulama dengan berjamaah,
5. Memperingati maulid Nabi dengan membaca kitab-kitab sirah nabawiyah,
6. Sistem penerimaan santri tanpa seleksi. Setiap santri yang masuk langsung diterima. Sedangkan penempatan kelas sesuai dengan kemampuan dasar ilmu agama yang dimiliki sebelumnya.
7. Menguasai literatur klasik Islam berbahasa Arab Klasik dan bahasa Arab Baku Modern dalam berbagai disiplin ilmu agama (kitab kuning),
8. Menguasai ilmu gramatika bahasa Arab (nahwu, sharaf, arudl, ma’ani, bayan, badi’, danmantik) secara mendalam karena ilmu-ilmu tersebut dipelajari sangat intens dan menempati porsi cukup besar dalam kurikulum pesantren salaf di samping fikih madzhab Syafi’i,
9. Memiliki sanad ilmu agama yang bisa dipertanggungjawabkan.




Dalam beberapa tahun belakangan, pondok pesantren mengalami perubahan dengan munculnya konsep pesantren modern. Berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya, pesantren modern menggabungkan pendidikan Islami dengan ilmu pengetahuan modern.

Konsep pesantren ini memadukan antara pendidikan keagamaan dengan pendidikan formal yang umumnya diajarkan di bangku sekolah. Selain menyediakan pembelajaran tentang agama Islam yang kuat, pesantren modern juga memberikan pengetahuan umum seperti matematika, sains, bahasa Inggris, dan lain-lain. Dengan demikian, para santri akan mendapatkan pendidikan agama yang kuat sekaligus pengetahuan umum yang memadai sebagai bekal untuk menghadapi masa depan.

Pondok Pesantren Modern, atau Pesantren Modern atau biasa juga disebut dengan istilah khalafiyah, ‘ashriyah atau al-haditsiyyah, merupakan kebalikan daripada pesantren salaf (salafiyah). Tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren sebagai syarat untuk bisa disebut pesantren modern.

- Ciri Khas Pesantren Modern
Meskipun tidak ada kriteria yang pasti, tetapi beberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern adalah sebagai berikut:
1. Penekanan pada bahasa asing Arab dan Inggris dalam percakapan.
2. Memiliki sekolah formal dibawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag dari SD/MI MTS/SMP MA/SMA maupun sekolah tinggi.
3. Penguasaan atau porsi terhadap kitab kuning kurang
4. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan bandongan.
5. Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning).

Secara administratif mirip seperti administrasi sekolah formal, misalnya pendaftaran dengan sistem seleksi sehingga tidak semua calon santri diterima, biaya masuk umumnya lebih tinggi dari pesantren salaf, dan lain sebagainya.

Sistem yang diberlakukan pesantren modern membuat masyarakat yang selama ini agak sinis menjadi bangga dengan pesantren. Karena kemodernan yang di tonjolkan tidak hanya sekadar jargon dan simbol-simbol belaka, tapi juga mencakup implementasi dari nilai-nilai modern yang hakiki dan islami. Namun sistem pondok modern bukan tanpa kritik. Salah satu kritik yang di dengungkan adalah lemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats). Dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa arab modern dan “ringan”.

Oleh karena itu, banyak pesantren yang tidak langsung meniru bulat-bulat sistem ini tetapi mengombinasikannya dengan sistem salaf dan sistem pendidikan lain yang sebelumnya hanya di luar pesantren seperti pendidikan formal, dan lain-lain.

Dari sisi kualitas keilmuan: berbahasa Arab percakapan lancar tapi kurang dalam kemampuan penguasaan literatur kitab kuning karya para ulama salaf dan gramatika bahasa Arab, serta penguasan terhadap disiplin ilmu keislaman (tafsir, ilmu hadits, fiqih, ushul fiqh dan lain sebagainya) kurang dibanding pesantren salaf.

Ada pesantren yang sejak didirikan sudah menjadi pesantren modern, tetapi ada pula pesantren yang dulunya salaf murni yang beradaptasi dengan perkembangan zaman, kemudian mengkombinasikannya dengan sistem modern dalam arti ada pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arab atau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning.


Beberapa pesantren kombinasi ini ada yang berhasil tetap mempertahankan sistem salafnya yakni kemampuan membaca kitab kuning, tetapi tidak sedikit yang tergerus dengan sistem modernnya di mana santri hanya bisa berbicara bahasa arab, tetapi penguasaan terhadap kitab kuning kurang.

Pesantren Modern adalah pesantren yang mengintegrasikan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum. Pesantren ini memberikan penekanan pada pengembangan keterampilan praktis, pendidikan formal, dan pembekalan siswa dengan pengetahuan yang relevan untuk menghadapi tantangan zaman modern. Pesantren modern umumnya memiliki kurikulum yang mencakup mata pelajaran seperti matematika, sains, bahasa, ilmu sosial, dan teknologi. Mereka juga sering memiliki fasilitas modern dan menggunakan metode pengajaran yang beragam.

Sementara itu, Pesantren Salaf adalah pesantren yang berfokus pada pemahaman dan pengajaran agama yang mengacu pada metode yang dipraktekkan pada zaman Salafus Shalih (generasi pertama Muslim) dan ulama salaf. Pesantren salafiah mengutamakan pemahaman dan penghafalan kitab suci Al-Qur’an dan hadis, serta penekanan pada studi aqidah (keyakinan) dan fiqh (hukum Islam). Mereka cenderung mempertahankan tradisi dan metode pengajaran klasik, dengan penekanan pada penghafalan teks-teks agama dan penelitian mendalam dalam ilmu-ilmu agama.

Perlu dicatat bahwa tidak semua pesantren modern identik dengan pesantren salafiah, dan tidak semua pesantren salafiah dianggap sebagai pesantren modern. Meskipun ada beberapa pesantren yang menggabungkan elemen-elemen dari kedua pendekatan tersebut, perbedaan utama terletak pada pendekatan pendidikan dan penekanan pada pendidikan umum dalam pesantren modern, sementara pesantren salafiah lebih menekankan pada pendidikan agama dan pengajaran yang mengikuti tradisi dan metode klasik.

 https://www.pesantrennurulfalah.com/pesantren-salafiyah-di-ponpes-nurul-falah-bogor/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesantren_Salaf
https://almasoem.sch.id/perbedaan-pesantren-modern-dan-salafiyah/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesantren_modern

Komentar

  1. Kedua pesantren itu memiliki kelebihan dan keunggulan masing-masing ya kak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Masjid Kehilangan Maknanya

Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh kisah tragis, seorang pemuda dipukuli hingga meninggal dunia di dalam masjid, tempat yang seharusnya menjadi rumah bagi siapa pun yang mencari ketenangan. Ia hanya ingin menumpang tidur, tapi justru kehilangan nyawanya di rumah Allah. Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal. Ia menampar nurani kita sebagai umat. Sebab, kalau kita menengok ke masa Rasulullah ﷺ , masjid bukan hanya tempat sujud tapi rumah bersama bagi siapa pun yang datang dengan hati lelah. Masjid di Zaman Nabi ﷺ : Rumah Bersama, Bukan Sekadar Tempat Salat. Di masa Rasulullah ﷺ , masjid adalah pusat kehidupan umat: tempat ibadah, tempat belajar, tempat bermusyawarah, tempat menerima tamu, hingga tempat berlindung bagi mereka yang tak punya rumah. Salah satu contohnya adalah Ashabus Suffah sekelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi Masjid Nabawi. Mereka tidur, makan, dan belajar di sana, tanpa pernah diusir. Rasulullah ﷺ bukan hanya membiarkan mereka tingg...

Big Why Ngeblog

Alasan terbesar saya untuk ngeblog adalah untuk menjaga konsisten dalam menulis. Selain alasan konsisten, alasan lainnya adalah supaya tulisan-tulisan yang saya tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Dengan bergabung di berbagai komunitas menulis, harapannya tulisan-tulisan yang saya tulis, seiring dengan berjalannya waktu dapat lebih baik dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.  Saya suka menulis sejak saya duduk di kelas enam sd, waktu itu tulisan-tulisannya masih tidak jelas, terkadang menulis pantun, cerita bahkan menulis sesuatu yang tidak jelas dan tidak ada endingnya, sampai sekarang pun buku-buku tersebut masih ada, dan jika dibacanya rasanya diri ini selalu ingin tertawa hehe. Mungkin tulisan-tulisan dulu yang layak dibaca hanyalah sebuah pantun, bukan karya tulis yang lain. Dulu, ketika aku ingin menulis, seringkali tulisanku tidak pernah terarah, aku menulis dengan apa yang selalu aku inginkan disaat itu, hingga ending dan alur ceritanya tidak jelas. Bulan desember ...

Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah

- Mengenal Tentang Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah  Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah. Terdiri dari dua lembaga yaitu Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah dan Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah merupakan pondok salaf, sedangkan Ma'had An-Najaa Islamic Boarding School merupakan pondok modern yang didirikan guna mengikuti perkembangan zaman. Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School tentunya berbeda dengan Boarding School pada umumnya, karena Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School ini dinaungi oleh Yayasan Pondok Pesantren, sedangkan Boarding School pada umumnya merupakan sekolah asrama, bukan sebuah lembaga yang dinaungi oleh pondok pesantren. Dari artinya saja bisa dapat disimpulkan bahwa Islamic Boarding School dan Boarding School itu berbeda. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah, berdiri pada tahun 1991 dan didirikan oleh Alm. KH. Ach. Imam Baidlowi Abdul Yusa’. Pada awal mulanya pesantren ini berdiri, para santri desa hanya me...