Umat Islam saat ini sedang berada di bulan Dzulhijjah, salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam kalender Islam. Kesemuanya adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Disebut bulan yang mulia karena ada hal-hal yang istimewa di dalam bulan tersebut. Misalnya di bulan Dzulhijjah ini, dosa-dosa orang yang melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah bakal diampuni oleh Allah swt, dilipatgandakan pahala amal-amal kebaikan, dan lain sebagainya.
Hari-hari utama di bulan Dzul Hijjah
- Sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, Muslim hendaknya memanfaatkan kesempatan ini dengan melaksanakan aneka ibadah dalam rangka lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Pasalnya, di hari-hari tersebut Allah sangat mencintai amal-amal saleh yang dilakukan hamba-Nya.
Ditegaskan dalam hadits Nabi, bahwa tidak ada hari di mana amal saleh di dalamnya lebih Allah cintai melebihi hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah).
- Hari Arafah
Hari Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Waktu ini adalah puncak dari keutamaan dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Pada hari ini, jutaan jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, salah satu rukun haji yang paling penting.
Adapun umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, disunnahkan untuk berpuasa. Puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar, yaitu akan diampuni dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi.
- Hari Raya Idul Adha
Hari Raya Idul Adha atau yang biasa disebut Hari Raya Kurban dilaksanakan umat Muslim di dunia setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Pada momentum ini, Muslim juga biasanya melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah swt.
- Hari Tasyrik
Hari Tasyrik tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Atau tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha. Pada hari-hari Tasyrik ini, umat Islam dilarang berpuasa, sebagaimana sabda Nabi saw, yang artinya:
“Bisyr bin Suhaim berkata bahwa pada hari-hari Tasyrik, Rasulullah pernah berkhutbah, beliau mengatakan, “Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang bersih, dan ini adalah hari-hari makan dan minum.” (HR. Ibnu Majah).
- Ibadah Haji
Ibadah haji wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu menunaikannya di bulan Dzulhijjah. Sejauh ini, Muslim di dunia tak sedikit yang bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima itu. Angkanya fantastis, mencapai jutaan jiwa setiap tahunnya.
- Kesempatan Muhasabah
Dalam kalender Islam, Dzulhijjah merupakan bulan terakhir. Karena itu, menjadi kesempatan terbaik untuk introspeksi atau muhasabah, memastikan di tahun berikutnya menjadi hamba yang lebih baik dan bermanfaat untuk orang banyak.
Amalan pada Sepuluh Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Memasuki bulan Dzulhijjah ini ada baiknya kita sebagai umat Islam memperbanyak amalan karena banyaknya keutamaan pada bulan mulia ini. Sebagaimana kita ketahui, pada bulan Dzulhijjah ada amalan yang dianjurkan, di antaranya adalah berkurban bagi yang mampu dan melaksanakan shalat Idul Adha.
Selain itu, masih banyak amalan yang dapat dilakukan pada bulan ini, terutama pada sepuluh hari pertama. Di antaranya adalah melaksanakan puasa dan memperbanyak dzikir. Hal itu sebagaimana dinyatakan Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar berikut:
واعلم أنه يستحب إكثار من الأذكار في هذا العشر زيادة على غيره ويستحب من ذلك في يوم عرفة أكثر من باقى العشر
Artinya: Ketahuilah bahwa disunnahkan memperbanyak dzikir pada sepuluh awal Dzulhijjah dibanding hari lainnya. Dan di antara sepuluh awal itu memperbanyak dzikir pada hari Arafah sangat disunnahkan.
Dalil anjuran memperbanyak dzikir di sepuluh awal Dzulhijjah ini adalah:
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
Artinya: Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan ….. (QS Al-An’am: 28).
Sebagaimana dikutip Imam An-Nawawi, Ibnu Abbas, As-Syafi’i, dan jumhur ulama memahami bahwa kata ayyamam ma’lumat di sini adalah sepuluh pertama Dzulhijjah.
Kemudian dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Artinya: Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah). Karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya (HR Ahmad).
Dzulhijjah tidak hanya identik dengan hari raya kurban dan ibadah haji. Dilansir dari laman NU Online, memasuki sepuluh hari pertama bulan tersebut, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti perbanyak dzikir, sedekah, baca Al-Qur’an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya. Termasuk di antaranya adalah puasa sunnah pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Artinya: “Tidak ada hari di mana amal saleh padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”
Hadits ini mengungkapkan anjuran untuk memperbanyak amal ibadah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, amal ibadah apa saja. Seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bertasbih, bersilaturahim, dan berpuasa.
Ibnu Hajar (w. 1449 M) dalam Fath al-Bârî menjelaskan, keistimewaan sepuluh hari pertama tersebut disebabkan pada hari itu terkumpul ibadah-ibadah utama, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji. Sesuatu yang tidak ditemukan di bulan lain (Ibnu Hajar, Fath al-Bârî, juz 3, h. 390).
Lebih tegas lagi, Syekh Zakaria al-Anshari (w. 1520 M) dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan, pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah, disunnahkan untuk berpuasa. Untuk tanggal satu sampai tujuh disunnahkan bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak, sementara tanggal delapan (Hari Tarwiyah) dan sembilannya (Hari Arafah), hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Berpuasa bagi yang sedang menunaikan ibadah haji pada tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah hukumnya khilâful aulâ (menyalahi yang lebih utama), bahkan makruh menurut Imam An-Nawawi. Alasannya, lanjut Al-Anshari, mereka lebih dianjuran untuk memperbanyak berdoa pada hari tersebut, sekalipun andaikan mereka kuat untuk berpuasa. Demikian karena dalam rangka mengikuti sunnah Nabi ﷺ (ittibâ’). (Asnâ al-Mathâlib Syarhu Raudhah al-Thâlib).
- Keutamaan Ibadah Puasa Dzulhijjah
Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum), Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dibanding bulan lainnya. Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Dilipatgandakan pahala
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar.” (HR At-Tirmidzi)
Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
2. Penghapusan dosa
Berpuasa pada 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
3. Hari pembebasan dari siksa neraka
Termasuk keutamaan Hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari ini dibanding hari-hari lainnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?.” (HR Muslim).
Waktu Puasa Sunnah Dzulhijjah
Waktu pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah adalah pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah. Khusus tanggal delapan dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal sembilan dinamakan puasa Arafah. Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain.
Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan puasa sunnah Dzulhijjah. Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya. Misalnya bertepatan Hari Arafah seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan dengan niat qadhanya saja, secara otomatis juga memperoleh kesunnahan puasa Arafah (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).
Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah
Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat pada pada 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
3. Niat puasa pada 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
Hanya, karena puasa Dziulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat pada pada 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Wallahu a'lam.
Sumber
Dikutip dari: https://www.google.com/search?q=keutamaan+bulan+dzulhijjah+nu+online&oq=&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUqDAgCECMYJxjqAhiMBDIGCAAQRRg6MgcIARBFGLEBMgwIAhAjGCcY6gIYjAQyDAgDECMYJxjqAhiMBDIMCAQQIxgnGOoCGIwEMgwIBRAjGCcY6gIYjAQyDAgGECMYJxjqAhiMBDIMCAcQIxgnGOoCGIwEMgwICBAjGCcY6gIYjAQyDAgJECMYJxjqAhiMBDIMCAoQIxgnGOoCGIwEMgwICxAjGCcY6gIYjAQyDAgMECMYJxjqAhiMBDIMCA0QIxgnGOoCGIwEMgwIDhAjGCcY6gIYjATSAQYtMWowajmoAg6wAgE&client=ms-android-oppo-rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
https://www.google.com/amp/s/lampung.nu.or.id/amp/syiar/amalan-pada-sepuluh-hari-awal-bulan-dzulhijjah-dan-dalilnya-xksno
https://www.google.com/amp/s/nu.or.id/amp/nasional/hari-hari-istimewa-di-bulan-dzulhijjah-yang-perlu-diketahui-KGKWl
Bulan-bulan mulia untuk memperjuangkan tiket VIP menuju pintu surga
BalasHapusTernyata bulan haji bulan yang penuh keutamaan. Makasih yaa kak sdh share
BalasHapusterimaksih ilmunya mbak, semakin nambah lagi nih pemahamannya
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi ilmu kak🙏
BalasHapusAmalan sunnah muaakkadah buat panen pahala di bulan ini ya, Mba.
BalasHapusJadi makin banyak tahu. Terima kasih buat ilmunya kak. 🙏
BalasHapusTerimakasih kembali kak. Semoga dapat bermanfaat selalu 💖
BalasHapus