Langsung ke konten utama

Faedah Membaca Sholawat di Malam Jum'at

Malam Jumat biasanya digunakan orang-orang untuk berlomba-lomba memperbanyak amaliyah yang sifatnya sunnah. Sebagaimana yang kita ketahui, banyak sekali amalan yang disunnahkan untuk dilakukan di malam itu, mulai dari membaca surat Yasin, Al-Kahfi, Tahlilan, bahkan membaca shalawat.

Dalil mengenai keutamaan membaca shalawat di Malam Jumat dan Hari Jumat itu sangat banyak jumlahnya. Melalui tulisan ini, penulis akan membagikan mengenai dalil-dalil yang menerangkan tentang anjuran untuk memperbanyak bacaan shalawat di malam Jumat dan pagi harinya.
Pertama adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi. Di hadits ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam agar memperbanyak bacaan shalawat di hari Jumat dan malam Jumat.

Rasulullah saw yang menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak shalawat di malam Jumat dengan berbagai manfaatnya yang diperoleh seperti berikut:

1. Dibalas 10 kali lipat
Orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad saw akan dibalas 10 kali lipat dari Allah swt. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, bahwa Rasulullah memerintahkan umat Islam agar memperbanyak bacaan shalawat di hari Jumat dan malam Jumat dan akan dibalas 10 kali lipatnya.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ في يومِ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن صلّى عليّ صلاةً صلّى الله عليه عشرًا. (رواه البيهقي)

Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat dan Malam Jumat. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku (Nabi Muhammad) sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali,” (HR Imam Baihaqi).

2. Dekat dengan Rasulullah saw
Imam Baihaqi juga meriwayatkan sebuah hadits yang menegaskan bahwa orang yang banyak bershalawat akan mendapatkan kedudukan yang dekat dengan Rasulullah.

وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ ؛ فإنَّ صلاةَ أمّتي تُعرضُ عليّ في كلّ يومِ جمعةٍ ، فمن كان أكثرهم عليّ صلاةً كان أقربهم منّي منزلةً. (رواه البيهقي)

Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat. Karena sesungguhnya shalawatnya umatku itu disetorkan kepadaku setiap hari Jumat. Barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, maka dia akan mendapatkan kedudukan yang paling dekat denganku,” (HR Imam Baihaqi).

3. Peroleh Syafaat
Hadits lain yang diriwayatkan Imam Baihaqi menyebutkan bahwa orang yang banyak membaca shalawat di hari Jumat dan malam Jumat, Rasulullah akan menjadi saksi dan memberikan syafaat baginya di hari kiamat nanti.

وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن فعل ذلك كنتُ له شهيدًا وشفيعًا يومَ القيامةِ. (رواه البيهقي)

Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat dan malam Jumat. Barangsiapa yang melakukan hal itu, aku akan menjadi saksi baginya dan memberikan syafaat padanya di hari kiamat.” (HR Imam Baihaqi).

Faedah selanjutnya adalah mendapatkan ampunan atas kesalahannya.

وقال صلى الله عليه وسلم : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِئَةَ مَرَّةٍ غُفِرَتْ لَهُ خَطيْئَتُهُ ثَمَانِيْنَ سَنَةً. (أوراده ابن الجوزي في "بستان الواعظين" – ص: 383)

Artinya: “Rasulullah bersabda: Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku sebanyak seratus kali, maka kesalahan (kecil)-nya selama delapan puluh tahun akan dimaafkan” (Ibnu al-Jauzi, Bustan al-Wa’izhin: 383).

Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, bahwa menyibukkan diri untuk membaca shalawat di hari Jumat dan malam Jumat itu pahalanya lebih besar daripada menyibukkan diri untuk membaca Al-Qur’an, kecuali surat Al-Kahfi.

وقال ابن حجر في كتابه [الدر المنضود] عن بعضهم : إنّ الإشتغال بها يوم الجمعة وليلتها أعظم أجرًا من الإشتغال بتلاوة القرآن، ما عدا سورةَ [الكهف] لنصِّ الحديث على قراءتها ليلة الجمعة ويومها. (أفضل الصلوات على سيد 
.(السادات – ص: 94)

Artinya: “Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya ‘ad-Dur al-Mandhud’ menyatakan bahwa sesungguhnya menyibukkan diri untuk membaca shalawat di hari Jumat dan malam Jumat itu memiliki pahala lebih besar daripada menyibukkan diri untuk membaca Al-Qur’an kecuali yang dibaca adalah surat Al-Kahfi, sebab adanya keterangan pada hadits untuk membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat dan hari Jumat” (al-Imam al-‘Allamah Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Afdhalu as-Shalawati ‘ala sayyidi as-Sadat, halaman 94).

Bahkan Imam Syafi’i pun sangat menyukai untuk memperbanyak bacaan shalawat di setiap waktu, terutama pada saat malam Jumat dan hari Jumat, hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh al-Hafizh as-Sakhawi.

وقال الحافظ السخاوي : قال إمامنا الشافعي رضي الله عنه : أحبُّ كثرةَ الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في كلِّ حال ، وأنا في ليلة الجمعة ويومها أشدُّ استحبابًا. (أفضل الصلوات على سيد السادات – ص: 94)

Artinya: “al-Hafizh as-Sakhawi berkata: Imam Syafi’i pernah menyatakan bahwa ‘Saya suka untuk banyak membaca shalawat kepada Nabi Saw. Di setiap waktu, dan yang paling saya sukai adalah pada saat malam Jumat dan hari Jumat,” (an-Nabhani, Afdhalu as-Shalawati: 94).

Sumber: dilansir dari beberapa sumber NU Online 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Masjid Kehilangan Maknanya

Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh kisah tragis, seorang pemuda dipukuli hingga meninggal dunia di dalam masjid, tempat yang seharusnya menjadi rumah bagi siapa pun yang mencari ketenangan. Ia hanya ingin menumpang tidur, tapi justru kehilangan nyawanya di rumah Allah. Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal. Ia menampar nurani kita sebagai umat. Sebab, kalau kita menengok ke masa Rasulullah ﷺ , masjid bukan hanya tempat sujud tapi rumah bersama bagi siapa pun yang datang dengan hati lelah. Masjid di Zaman Nabi ﷺ : Rumah Bersama, Bukan Sekadar Tempat Salat. Di masa Rasulullah ﷺ , masjid adalah pusat kehidupan umat: tempat ibadah, tempat belajar, tempat bermusyawarah, tempat menerima tamu, hingga tempat berlindung bagi mereka yang tak punya rumah. Salah satu contohnya adalah Ashabus Suffah sekelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi Masjid Nabawi. Mereka tidur, makan, dan belajar di sana, tanpa pernah diusir. Rasulullah ﷺ bukan hanya membiarkan mereka tingg...

Big Why Ngeblog

Alasan terbesar saya untuk ngeblog adalah untuk menjaga konsisten dalam menulis. Selain alasan konsisten, alasan lainnya adalah supaya tulisan-tulisan yang saya tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Dengan bergabung di berbagai komunitas menulis, harapannya tulisan-tulisan yang saya tulis, seiring dengan berjalannya waktu dapat lebih baik dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.  Saya suka menulis sejak saya duduk di kelas enam sd, waktu itu tulisan-tulisannya masih tidak jelas, terkadang menulis pantun, cerita bahkan menulis sesuatu yang tidak jelas dan tidak ada endingnya, sampai sekarang pun buku-buku tersebut masih ada, dan jika dibacanya rasanya diri ini selalu ingin tertawa hehe. Mungkin tulisan-tulisan dulu yang layak dibaca hanyalah sebuah pantun, bukan karya tulis yang lain. Dulu, ketika aku ingin menulis, seringkali tulisanku tidak pernah terarah, aku menulis dengan apa yang selalu aku inginkan disaat itu, hingga ending dan alur ceritanya tidak jelas. Bulan desember ...

Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah

- Mengenal Tentang Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah  Yayasan Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah. Terdiri dari dua lembaga yaitu Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah dan Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah merupakan pondok salaf, sedangkan Ma'had An-Najaa Islamic Boarding School merupakan pondok modern yang didirikan guna mengikuti perkembangan zaman. Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School tentunya berbeda dengan Boarding School pada umumnya, karena Ma’had An-Najaa Islamic Boarding School ini dinaungi oleh Yayasan Pondok Pesantren, sedangkan Boarding School pada umumnya merupakan sekolah asrama, bukan sebuah lembaga yang dinaungi oleh pondok pesantren. Dari artinya saja bisa dapat disimpulkan bahwa Islamic Boarding School dan Boarding School itu berbeda. Pondok Pesantren Nuris Salafiyyah, berdiri pada tahun 1991 dan didirikan oleh Alm. KH. Ach. Imam Baidlowi Abdul Yusa’. Pada awal mulanya pesantren ini berdiri, para santri desa hanya me...